Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjawab tantangan PP PBSI untuk meraih gelar juara di Indonesia Open 2017. PBSI mengalihkan fokus ke Australia Terbuka.
Sebelum bergulir, PBSI mematok target satu gelar juara dari Indonesia Open 2017 yang bergulir di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, 12-18 Juni. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai tumpuannya.
Tapi rupanya, Kevin/Marcus malah tersingkir dini. Mereka dikalahkan ganda nonunggulan asal Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen lewat dua gim 16-21, 16-21. Kevin tak bisa tampil makismal setelah menderita cedera bahu kanan.
Harapan pun beralih kepada pasangan kenyang pengalaman Tontowi/Liliyana. Pemilik medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan pasangan China Zheng Siwei/Chen Qingchen di partai final.
Tontowi/Liliyana pun berhasil meraih gelar juara Indonesia Open untuk kali pertama selam berduet. Selain itu, mereka sekaligus mengakhiri paceklik gelar tuan rumah di Indonesia Open selama tiga tahun beruntun.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Susy Susanti puas dengan target yang terpenuhi. Namun, dia menyadari pembenahan harus segera dilakukan untuk para pelapis.
"Target terpenuhi setelah tiga tahun puasa gelar di Indonesia Open, tentunya ini menjadi jawaban atas harapan masyarakat Indonesia," kata Susy yang dihubungi detikSport, Selasa (20/6/2017).
Di sektor lain, Susy memuji laju Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang sampai ke babak semifinal. Apresiasi juga diberikan kepada Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.
"Saya juga melihat kalau regenerasi sudah mulai terlihat. Pemain yang lolos ke semifinal malah yang pemain muda pada sektor ganda putra. Mereka melaju dengan berhasil mengalahkan pemain unggulan," ucap Susy.
"Kali ini, ganda putri tidak hanya berpartisipasi dan ada peningkatan prestasi. Ini menjadi satu angin segar. Pencapaian Anggia/Ni Ketut sebagai lanjutan penampilan bagus Apriani Rahayu (di Piala Uber) semoga bisa turut memotivasi tunggal putri," ucap Susy.
Usai Indonesia Open, PBSI segera mengalihkan fokus ke Australia Terbuka di Sydney Olympic Park Sports Centre mulai 20-25 Juni. PBSI berharap akan ada lagi juara dari lawatan ke Negeri Kanguru.
"Setiap sektor mempunyai target masing-masing. Kami juga berharap para pemain mampu menunjukkan komitmennya. Kami harapkan dari setiap kejuaraan selalu dapat juara, sebab masyarakat selalu maunya menang-menang terus. Saya yakin para pemain selalu tampil dengan keinginan untuk menjadi juara bukan kekalahan," ucap pemilik medali emas Olimpiade 1992 Barcelona.
ADS HERE !!!